Catatan Programmer Light of Asia Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017

*Ini adalah tulisan saya dan M Reza Fahriyansyah, catatan kecil tentang film-film pendek Asia yang kami pilih untuk program Light of Asia di JAFF 2017.

Film sebagai kolase rekaman realitas manusia, idealnya akan memotret dua hal: realitas sebagai cerminan dan realitas dalam perlawanan. Dua hal ini didedah dalam isu-isu yang sineas ambil untuk menggambarkan Asia saat ini. Menonton film pendek Asia adalah upaya kita melihat kompleksitas dan keragaman isu yang tengah bertumbuh di Asia itu sendiri. Mungkin, sama halnya ketika kami percaya bahwa untuk mengetahui kompleksitas isu di Indonesia bisa dilihat dari film-film pendeknya.

Menjawab hal itu, Light of Asia 2017 kali ini mencoba menangkap realita manusia melalui sudut pandang Asia dalam film-film yang disajikan. Sudut pandang Asia ini tercermin dari bagaimana sineas membahasakan persoalan-persoalan di sekitarnya.

Persoalan atau gagasan barangkali tidak ada yang orisinil dan ajek di dalam sebuah film. Ia adalah entitas yang terus menerus bergerak dan berubah yang kemudian didedah manusia, mulai dari perbincangan sehari-hari sampai beralih menjadi sebuah karya. Dan seperti kita sadari, dewasa ini film merupakan media yang sangat dekat dengan kita.

Menariknya, semesta sinema semakin memberi keleluasaan dan ruang gerak yang lebar untuk para pembuat film membentuk prototipe karyanya. Satu gagasan bisa digarap dengan beragam kemasan. Artinya, satu isu bisa digarap dengan beberapa cara tutur, tawaran estetik, dan tipe film yang berbeda.

Program ini mencoba menangkap ragam cara tutur dan tawaran estetik sineas tersebut dalam menangkap kondisi Asia saat ini. Sama halnya dengan gagasan, kemasan yang luwes adalah hal yang juga dituntut untuk terus dikembangkan dalam semesta perfilman. Dan sama halnya dengan realitas manusia yang tidak akan pernah tetap, semesta sinema pun dituntut untuk terus beradaptasi dengan fluiditasnya masing-masing.

Bersepakat dengan tema JAFF tahun ini, realitas adalah bentuk paling nyata dari fluidity yang tidak melulu mengalir mengikuti arus. Idealnya, semesta perfilman juga demikian, terkadang ia musti mengalir, meresap, menekan, bahkan melawan arus dalam menangkap realita-realita yang ada.

Akhir kata, selamat menonton dalam aliran dan selamat mengalir dalam tontonan.

Daftar film dapat dilihat di link berikut:Catatan Program Light of Asia Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017

Leave a comment